Toko Pagar Besi BRC Samarinda
Toko Pagar Besi BRC Samarinda. Bagi warga Loa Janan Ilir , Palaran , Samarinda Ilir , Samarinda Kota , Samarinda Seberang , Samarinda Ulu , Samarinda Utara , Sambutan , Sungai Kunjang , Sungai Pinang dan sekitarnya yang membutuhkan pagar BRC, MADANIAH Pabrik produsen pintu pagar besi BRC Hot Dip Galvanized dan Electro Plating jual harga murah semua ukuran beserta aksesoris tiang pagar BRC dan kawat duri untuk distributor suplier toko besi dan bangunan. Kami siap memenuhi kebutuhan Pagar Tower BTS, Jalan, Gedung, Pabrik, Sekolahan, Pondok, Bandara, Pelabuhan, Lahan Pekarangan / Perkebunan, Perumahan, Halaman Rumah Sakit dan kebutuhan lainnya. Memenuhi kebutuhan toko besi dan proyek anda berapapun kebutuhannya.
Pagar BRC (British Reinforced Concrete) adalah pagar yang terbuat dari besi beton dengan diameter 5mm, 6mm, 7mm, dan 8mm. Bagian ujung pagar ditekuk sedemikian rupa sehingga memberi efek penguatan (reinforcement) dan dari beberapa besi beton yang ditekuk kemudian disatukan dengan pengelasan electric sehingga membentuk suatu lembaran (panel). Agar pagar BRC tahan karat dan tahan dari segala cuaca, maka besi betonnya dilapisi melalui proses galvanis (hot dip galvanized atau electroplating galvanized).
Keunggulan pagar besi BRC selain dari harga yang relatif murah, Pemasangannya yang sangat mudah dan praktis sehingga sangat disukai, bahkan untuk keindahan rumah sekalipun. Pagar kami siap pasang yang terbuat dari lembaran jaring kawat baja las dan kami bisa mendesaign sesuai permintaan anda baik pagar,pintu,tiang yang anda minta. Madaniah juga menerima pemasangan pagar dan pembuatan pintu BRC sesuai ukuran yang dibutuhkan.
Jenis jenis pagar besi BRC
Perbedaan finishing Hot Dip Galvanized dan Electroplating Galvanized:
- Hot Dip Galvanized (permukaan lebih kasar; ketahanan terhadap korosi/karat 9-10 tahun
- Electroplating / UCP Galvanized (permukaan lebih halus;ketahanan terhadap korosi/karat 4-5 tahun
Fungsi Pagar Besi BRC:
- Sebagai pagar pengaman/pembatas untuk berbagai property seperti: Rumah tinggal / Perumahan / Taman
- Pertokoan / Perkantoran
- Pabrik / Pergudangan
- Pelabuhan / Depo Kontainer
- Lapangan olah raga / Sekolah / Bandara Udara
- Tower BTS / Berbagai Proyek
- Gudang Penyimpanan
Aksesoris-aksesoris yang dipakai BRC:
-
- Mur-Baut M8 x 80 mm (finishing Electroplating Galvanized)
- Mur-Baut M8 x 100 mm (finishing Electroplating Galvanized)
- Mur-Baut M8 x 80 mm (finishing Hot Dip Galvanized)
- Mur-Baut M8 x 100 mm (finishing Hot Dip Galvanized)
- U-Clip/ Klem (finishing Electroplating Galvanized)
- U-Clip/ Klem (finishing Hot Dip Galvanized)
Untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi nomor kontak telepon kami atau datang langsung ke tempat kantor /workshop kami selama jam kerja, 08.00-16.00 untuk mendapatkan penawaran yang terbaik dari kami. Kunjungi link Daftar Harga BRC Terbaru untuk mengetahui daftar harga BRC dari MADANIAH.
Ulasan Singkat Sekilas Tentang Samarinda
Kota Samarinda merupakan ibu kota provinsi Kalimantan Timur, Indonesia serta kota terbesar di seluruh Pulau Kalimantan dengan jumlah penduduk 812,597 jiwa. Samarinda memiliki wilayah seluas 718 km² dengan kondisi geografi daerah berbukit dengan ketinggian bervariasi dari 10 sampai 200 meter dari permukaan laut.[5] Kota Samarinda dibelah oleh Sungai Mahakam dan menjadi gerbang menuju pedalaman Kalimantan Timur melalui jalur sungai, darat maupun udara.
Samarinda yang dikenal sebagai kota seperti saat ini dulunya adalah salah satu wilayah Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura. Pada abad ke-13 Masehi (tahun 1201–1300), sebelum dikenalnya nama Samarinda, sudah ada perkampungan penduduk di enam lokasi yaitu Pulau Atas, Karangasan (Karang Asam), Karamumus (Karang Mumus), Luah Bakung (Loa Bakung), Sembuyutan (Sambutan) dan Mangkupelas (Mangkupalas). Penyebutan enam kampung di atas tercantum dalam manuskrip surat Salasilah Raja Kutai Kartanegara yang ditulis oleh Khatib Muhammad Tahir pada 30 Rabiul Awal 1265 H (24 Februari 1849 M).
Pada tahun 1565, terjadi migrasi suku Banjar dari Batang Banyu ke daratan Kalimantan bagian timur. Ketika itu rombongan Banjar dari Amuntai di bawah pimpinan Aria Manau dari Kerajaan Kuripan (Hindu) merintis berdirinya Kerajaan Sadurangas (Pasir Balengkong) di daerah Paser. Selanjutnya suku Banjar juga menyebar di wilayah Kerajaan Kutai Kartanegara, yang di dalamnya meliputi kawasan di daerah yang sekarang disebut Samarinda.
Sejarah bermukimnya suku Banjar di Kalimantan bagian timur pada masa otoritas Kerajaan Banjar juga dinyatakan oleh tim peneliti dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI (1976): “Bermukimnya suku Banjar di daerah ini untuk pertama kali ialah pada waktu kerajaan Kutai Kertanegara tunduk di bawah kekuasaan Kerajaan Banjar.” Inilah yang melatarbelakangi terbentuknya bahasa Banjar sebagai bahasa dominan mayoritas masyarakat Samarinda di kemudian hari, walaupun telah ada beragam suku yang datang, seperti Bugis dan Jawa.
Pada tahun 1730, rombongan Bugis Wajo yang dipimpin La Mohang Daeng Mangkona merantau ke Samarinda. Semula mereka diizinkan Raja Kutai bermukim di muara Karang Mumus, tetapi dengan pertimbangan subjektif bahwa kondisi alamnya kurang baik, mereka memilih lokasi di Samarinda Seberang. Dalam kaitan ini, lokasi di bagian Samarinda Kota sebelum kedatangan Bugis Wajo, sudah terbentuk permukiman penduduk dengan sebagian areal perladangan dan persawahan yang pada umumnya dipusatkan di sepanjang tepi Sungai Karang Mumus dan Karang Asam.
Mengenai nama La Mohang Daeng Mangkona yang diklaim sebagai pendiri Samarinda Seberang, hal ini kontroversi. Namanya tidak ditemukan dalam sumber arsip dan literatur kolonial. Namanya juga tidak tercatat dalam surat perjanjian antara Bugis dan Raja Kutai. Yang tercatat dalam perjanjian beraksara Arab-Melayu dan penelitian S.W. Tromp (1881) sebagai pemimpin Bugis adalah Anakhoda Latuji.
Mengenai asal mula nama Samarinda, tradisi lisan penduduk Samarinda menyebutkan, asal-usul nama Samarendah dilatarbelakangi oleh posisi sama rendahnya permukaan Sungai Mahakam dengan pesisir daratan kota yang membentenginya. Tempo dulu, setiap kali air sungai pasang, kawasan tepian kota selalu tenggelam. Selanjutnya, tepian Mahakam mengalami pengurukan/penimbunan berkali-kali hingga kini bertambah 2 meter dari ketinggian semula.
Oemar Dachlan mengungkapkan, asal kata “sama randah” dari bahasa Banjar karena permukaan tanah yang tetap rendah, tidak bergerak, bukan permukaan sungai yang airnya naik-turun. Ini disebabkan jika patokannya sungai, maka istilahnya adalah “sama tinggi”, bukan “sama rendah”. Sebutan “sama-randah” inilah yang mula-mula disematkan sebagai nama lokasi yang terletak di pinggir sungai Mahakam. Lama-kelamaan nama tersebut berkembang menjadi sebuah lafal yang melodius: “Samarinda”.(Sumber)
Toko Pagar Besi BRC Samarinda Kalimantan Timur Pabrik Produsen Distributor Supplier Jual Murah Harga Terbaru Jasa Pasang Pembuatan Kawat Duri Tiang Besi U Clip Pagar Besi BRC Provinsi, Kabupaten dan Kota Kutai Barat Sendawar , Kutai Kartanegara Tenggarong , Kutai Timur Sangatta , Paser Tana Paser , Penajam Paser Utara , Mahakam Ulu Ujoh Bilang , Kota Balikpapan , Bontang , Samarinda