Pabrik Produsen Toko Pagar BRC Lampung
Pabrik produsen toko pagar BRC Lampung. Pagar BRC adalah singkatan dari British Reinforced Concrete ditemukan oleh sebuah perusahaan konstruksi di Singapura. Lalu di Indonesia dikenal dengan sebutan pagar BRC yang sebenarnya terbuat dari besi beton dengan diameter 5mm sampai 8mm (tergantung dari ketinggian pagar, semakin tinggi semakin besar diameternya). Pagar BRC adalah panel pagar minimalis yang siap pasang dan semakin banyak digunakan.
Salah satu konsumen yang mempercayakan berbelanja pagar BRC kepada kami yaitu :
Nama Konsumen Pemesan : Bapak Rohmat
Tempat / Alamat Pengiriman : SDN 2 Kuncir, Jl. Pesisir Dusun Gusung, Desa Kuncir, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan
Ukuran dan Jenis Pagar BRC yang dipilih : Tinggi 120 6EP
Bagi warga Lampung Barat, Lampung Selatan, Lampung Tengah, Lampung Timur, Lampung Utara, Mesuji, Pesawaran,Pesisir Barat,Pringsewu, Tanggamus, Tulang Bawang Barat, Tulang Bawang,Way Kanan dan sekitarnya yang membutuhkan pintu atau pagar BRC seperti Bapak Rohmat, baik pagar pintu besi BRC tipe elektroplating atau Hot Dip, Tiang BRC, Klem / U-Clip aksesoris BRC, dan Kawat duri silahkan meghubungi kami Pabrik Produsen Toko Pagar BRC Lampung untuk mendapatkan harga penawaran terbaik dari kami, silahkan menghubungi kami untuk bertanya-tanya, ber-konsultasi terlebih dahulu mengenai daftar harga terbaru, ukuran dan jenis pagar BRC sesuai kebutuhan anda. Selain menyediakan panel pagar BRC madaniah juga menerima jasa pembuatan pemasangan pintu dan pasang pagar BRC.
Kegunaan Pagar BRC diantaranya adalah :
- pagar pengaman / pembatas untuk berbagai property seperti: Rumah tinggal / Perumahan / Taman.
- Pertokoan (Ruko) / Perkantoran.
- Pabrik / Pergudangan.
- Pelabuhan / Depo Kontainer.
- Lapangan olah raga / Sekolah / Bandar Udara.
- Tower BTS / Berbagai Proyek
Untuk informasi lebih lanjut, silahkan kunjungi link DAFTAR HARGA BRC TERBARU untuk mengetahui daftar harga BRC ukuran besi 5, 6, 7 dan 8 type elektroplating dan Hot Dip galvanis yang terbaru.
Berikut ini adalah galeri dokumentasi gambar foto pengiriman pagar BRC SDN 2 Kuncir, Jl. Pesisir Dusun Gusung, Desa Kuncir, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan
Ulasan Singkat Sekilas Tentang Lampung
Lampung adalah sebuah provinsi paling selatan di Pulau Sumatra, Indonesia, dengan ibu kota Bandar Lampung. Provinsi ini memiliki dua kota yaitu Kota Bandar Lampung dan Kota Metro serta 13 kabupaten. Posisi Lampung secara geografis berada di sebelah barat berbatasan dengan Samudra Hindia, di sebelah timur dengan Laut Jawa, di sebelah utara berbatasan dengan provinsi Sumatra Selatan, dan di sebelah selatan berbatasan dengan Selat Sunda.
Provinsi Lampung memiliki pelabuhan utama bernama Pelabuhan Panjang dan Pelabuhan Bakauheni serta bandar udara utama yakni “Radin Inten II” terletak 28 km dari ibu kota provinsi.
Provinsi Lampung lahir pada tanggal 18 Maret 1964 dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 3/1964 yang kemudian menjadi Undang-undang Nomor 14 tahun 1964. Sebelum itu Provinsi Lampung merupakan keresidenan yang tergabung dengan Provinsi Sumatra Selatan.
Kendatipun Provinsi Lampung sebelum tanggal 18 Maret 1964 tersebut secara administratif masih merupakan bagian dari Provinsi Sumatra Selatan, namun daerah ini jauh sebelum Indonesia merdeka memang telah menunjukkan potensi yang sangat besar serta corak warna kebudayaan tersendiri yang dapat menambah khazanah adat budaya di Nusantara. Oleh karenanya, pada zaman VOC daerah Lampung tidak terlepas dari incaran penjajahan Belanda.
Lampung pernah menjadi wilayah kekuasaan Kerajaan Tarumanagara dan Kerajaan Sunda sampai abad ke-16. Sebelum akhirnya Kesultanan Banten menghancurkan Pajajaran, ibu kota Kerajaan Sunda. Sultan Banten yakni Hasanuddin, lalu mengambil alih kekuasaan atas Lampung. Hal ini dijelaskan dalam buku The Sultanate of Banten karya Claude Guillot pada halaman 19 sebagai berikut:
“From the beginning it was abviously Hasanuddin’s intention to revive the fortunes of the ancient kingdom of Pajajaran for his own benefit. One of his earliest decisions was to travel to southern Sumatra, which in all likelihood already belonged to Pajajaran, and from which came bulk of the pepper sold in the Sundanese region”.